Senin, 10 September 2012

Festival Meriam Karbit Bawa Rejeki




            Memasuki awal ramadhan dan menyambut datangnya malam hari raya Idul Fitri masyarakat Pontianak memiliki rutinitas yang unik yaitu Festival Meriam Karbit. Festival ini adalah agenda rutin yang diadakan masyakat Pontianak khususnya mereka yang tinggal di pinggiran sungai Kapuas. Johari (26th) pemuda Gang Ramadan yang merupakan salah satu panitia penyelenggara festival ini menuturkan bahwa festival ini sudah menjadi agenda rutin sejak nenek moyang kita dulu.Ia menambahkan bahwa festival meriam karbit ini memiliki nilai sejarah yang mistis.”Zaman dahulu di Kota Pontianak masyarakat mempercayai adanya roh halus , yang biasa dikenal “Kuntilanak”.Untuk mengusir roh halus ini raja Kalimantan Barat, Sultan Alqadri mendentumkan bunyi yang begitu besar hingga mampu mengusir roh jahat tersebut.Suara dentuman ini dihasilkan dari bunyi yang berasal dari celah lubang yang ada di kayu balok dengan berbahan bakar Karbit sebagai bahan untuk meledakkan meriam ini’,” jelas Johari.Tak heran masyarakat mempercayai secara turun temurun.Namun seirng dengan perkembangan zaman  tak sedikit pula generasi muda di Pontianak menyelenggarakan festival ini hanya sebatas rutinitas dan hanya sekedar “ having fun”.
            Terlepas dari hal itu semua, Festival meriam karbit cukup memberi keuntungan bagi masyarakat yang tinggal di Pinggiran sungai Kapuas. Hal ini dikarenakan , dengan diselenggarakannya festival ini , banyak pengunjung yang datang di pingguran sungai kepuas untuk menyaksikan setiap dentuman meriam yang diledakan . Dengan banyaknya pengunjung ini masyarakat memanfaatkan kondisi ini untuk mengais rezeki. Sebagian besar diantara mereka menggunakan teras depan rumahnya untuk berjualan makanan.Makanan yang mereka jual diantaranya bakso, gado-gado, soto,sosis goreng ,dan gorengan lain.Aini (35 th ) ibu rumah tangga yang tinggal dipinggiran sui.Kapuas memeanfaatkan teras rumahnya  untuk tempat menjual berbagai makanan , seperti bakso, gado-gado, snack , dan minuman dan rokok .Menurutnya pemasukan yang didapatkan mencapai 2 juta rupiah , dan ini sudah termasuk hitungan bersih.”Alhamdulillah festival ini menambah rezeki saya”.
Selain itu , maanfaat festival meriam karbit juga dirasakan oleh pemuda-pemuda yang tinggal di sekitar pinggiran Kapuas karena dengan adanya festival meriam karbit ini , mereka mendapat lapangan pekerjaan baru yaitu tukang parkir. Walaupun dapat dikatakan pekerjan ini adalah pekerjaan temporer (musiman), masyarakat pinggiran Kapuas tetap bersyukur dan merasa puasakan hasil yang didapatkan. Udin ( 22 tahun ) , pemuda pengangguran ini mengaku dalam waktu 9 jam, dari pukul 15:00  sampai jam 00.00 pendapatan yang dihasilkan dari hasil memarkir kendaraan sekitar 350.000 rupiah, dan tariff yang di tarik dari pengendara untuk kendaraan bermotor 2 kali lipat dari tarif normal, yaitu 2000 rupiah. Walaupun tariff yang ditarik lebih mahal dari tariff normal , pengunjung festival meriam karbit tidak pernah mengeluhkan hal ini .Lia( 18 th) “ “Wajar sih mereka menaikan tari dua kali lipat , daripada kendaraan  kita ilang, siapa lagi yang mau jaga kalau bukan mereka , andaipun lebih upah nya hitung hitung sedekah mbak bulan puasa”.
Anak-anak bermain sambil menanti malam festival meriam karbit
Berbeda dengan penjual makanan dan tukang parkir , manfaat festival meriam karbit juga dirasakan oleh Saini ( 43 tahun) warga desa kampong Kapur sekaligus salah satu pemilik motor air ini sengaja menyewakan motor airnya khusus untuk penumpang dan sekaligus pengunjung festival meriam karbit, karena banyak diantara   pengunjung yang ingin menghabiskan waktu mereka  tak hanya dengan wisata kuliner , namun mereka juga ingin menikmati suasana malam diatas sungai Kapuas. Saini mematok harga 5000 rupiah perorang untuk satu kali jalan. “ Dalam satu malam saya biasa mendapat 280.000 bahkan tahun lalu saya pernah mendapatkan 400.000 “ ungkap Saini. Namun tak hanya Saini yang menyewakan motor air nya , masih banyak Saini Saini yang lain yang bermunculan ketika festival meriam digelar. Tak heran festival meriam karbit menjadi ajang bagi masyarakat dipinggiran Kapuas untuk mengais rejeki . (vna )