"Dayak Non-Muslim Sweeping Umat Islam, Muslimah Dipaksa Buka Jilbab'
Ya begitulah judul berita dari sebuah surat kabar di Pontianak yang kira -kira berisikan seperti berikut
"Para muslimah dipaksa buka jilbab. Akhirnya umat Islam bersatu
melawan mereka sehingga 2 orang mengalami luka-luka dan satu tumbang
dari para pengacau," kata Munarman.
Sebagai respon umat Islam Pontianak, umat Islam kemudian bergantian melakukan sweeping terhadap oknum-oknum suku Dayak dan kelompok pengacau.
"Kini Umat Islam sweeping para kafir pengacau. Doakan!" kata Munarman.
"Saat ini bukan hanya FPI saja yang turun melawan kafir, tapi umat Islam di Pontianak secara keseluruhan ikut serta," sambung Munarman masih melalui pesan singkat.
Seorang warga di daerah Wonodadi-Pontianak, kepada MuslimDaily.Net. Kamis malam (15/03/2012) membenarkan adanya kericuhan yang melibatkan oknum warga Dayak dengan umat Islam Pontianak.
"Iya benar, memang ada ricuh tadi di daerah Pasar Tanjung Pura. Sudah biasa terjadi kok mas. Cuman malam ini memang sepertinya lebih besar dari biasanya. Dan sekarang jalan-jalan ditutup. Selebihnya saya tidak tahu karena saya tidak bisa keluar," kata salah seorang warga via telepon kepada MuslimDaily.Net. (muslimdaily)
Nah , dari informasi diatas dapat kita simpulkan bahwa adanya unsur keagamaan dalam konflik etnik di kalimanatan Barat dan hal itu dilakukan oleh generasi muda ( mahasiswa ).Seperti inikah pemuda masa depan Kalimantan Barat?
Apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai pemimpin dimasa yang akan datang?
Sebagai respon umat Islam Pontianak, umat Islam kemudian bergantian melakukan sweeping terhadap oknum-oknum suku Dayak dan kelompok pengacau.
"Kini Umat Islam sweeping para kafir pengacau. Doakan!" kata Munarman.
"Saat ini bukan hanya FPI saja yang turun melawan kafir, tapi umat Islam di Pontianak secara keseluruhan ikut serta," sambung Munarman masih melalui pesan singkat.
Seorang warga di daerah Wonodadi-Pontianak, kepada MuslimDaily.Net. Kamis malam (15/03/2012) membenarkan adanya kericuhan yang melibatkan oknum warga Dayak dengan umat Islam Pontianak.
"Iya benar, memang ada ricuh tadi di daerah Pasar Tanjung Pura. Sudah biasa terjadi kok mas. Cuman malam ini memang sepertinya lebih besar dari biasanya. Dan sekarang jalan-jalan ditutup. Selebihnya saya tidak tahu karena saya tidak bisa keluar," kata salah seorang warga via telepon kepada MuslimDaily.Net. (muslimdaily)
Nah , dari informasi diatas dapat kita simpulkan bahwa adanya unsur keagamaan dalam konflik etnik di kalimanatan Barat dan hal itu dilakukan oleh generasi muda ( mahasiswa ).Seperti inikah pemuda masa depan Kalimantan Barat?
Apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai pemimpin dimasa yang akan datang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar